1. Sampel Random
Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara
acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan
nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan
kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi
yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data
tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga
tentang benda. Jika populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan
tinggi “A”, maka peneliti harus bisa memiliki daftar semua mahasiswa
yang terdaftar di perguruan tinggi “A “ tersebut selengkap mungkin.
Nama, NRP, jenis kelamin, alamat, usia, dan informasi lain yang berguna
bagi penelitiannya.. Dari daftar ini, peneliti akan bisa secara pasti
mengetahui jumlah populasinya (N). Jika populasinya adalah rumah tangga
dalam sebuah kota, maka peneliti harus mempunyai daftar seluruh rumah
tangga kota tersebut. Jika populasinya adalah wilayah Jawa Barat, maka
penelti harus mepunyai peta wilayah Jawa Barat secara lengkap.
Kabupaten, Kecamatan, Desa, Kampung. Lalu setiap tempat tersebut diberi
kode (angka atau simbol) yang berbeda satu sama lainnya.
Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai
alat yang bisa dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi,
elemen mana saja yang bisa dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya
digunakan adalah Tabel Angka Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan
sampel secara acak bisa dilakukan melalui sistem undian jika elemen
populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan, cara undian
bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri.
- Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya
cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin
ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang
penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita
dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan
manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender,
status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta
perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang
penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil
penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana.
Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama
untuk bisa dipilih menjadi sampel. Prosedurnya :
- Susun “sampling frame”
- Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
- Tentukan alat pemilihan sampel
- Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
- Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas
tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan
penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini.
Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu
kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas cenderung
positif sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar dapat menguji
dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas paling tidak para
manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan teknik pemilihan
sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan memperoleh manajer
di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer atas, manajer
menengah dan manajer bawah. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel
secara acak. Prosedurnya :
- Siapkan “sampling frame”
- Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
- Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
- Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.
Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti
dapat menentukan secara (a) proposional, (b) tidak proposional. Yang
dimaksud dengan proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum
sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut. Misalnya,
untuk stratum manajer tingkat atas (I) terdapat 15 manajer, tingkat
menengah ada 45 manajer (II), dan manajer tingkat bawah (III) ada 100
manajer. Artinya jumlah seluruh manajer adalah 160. Kalau jumlah sampel
yang akan diambil seluruhnya 100 manajer, maka untuk stratum I diambil
(15:160)x100 = 9 manajer, stratum II = 28 manajer, dan stratum 3 = 63
manajer.
Jumlah dalam setiap stratum tidak proposional. Hal ini terjadi jika
jumlah unsur atau elemen di salah satu atau beberapa stratum sangat
sedikit. Misalnya saja, kalau dalam stratum manajer kelas atas (I) hanya
ada 4 manajer, maka peneliti bisa mengambil semua manajer dalam stratum
tersebut , dan untuk manajer tingkat menengah (II) ditambah 5,
sedangkan manajer tingat bawah (III), tetap 63 orang.
2. Sampel Sistematis
Systematic Sampling (Pengambilan Sampel secara Sistimatis) merupakan
Alternatif lain pengambilan sampel yg sangat bermanfaat utk pengambilan
sampel dari populasi yg sangat besar. Pengambilan sampel secara
sistematis adl suatu metode dimana hanya unsur pertama dari sampel yg
dipilih secara acak sedang unsur-unsur selanjut dipilih secara
sistematis menurut suatu pola tertentu.
Sebagai contoh Kepala Dinas Pendidikan ingin mengetahui bagaimana
Motivasi Kerja Kepala Sekolah di Kabupaten Kuningan yg berjumlah 1000
orang dan akan mengambil sempel 100 orang Kepala sekolah kemudian
Nama-nama Kepala Sekolah disusun secara alpabetis lalu dipilih sampel
per sepuluh Kepala Sekolah utk itu disusun nomor dari 1 sampai 10 lalu
diundi utk memilih satu angka jika angka lima yg keluar maka sampel adl
nomor 5 15 25 35 dan seterus sampai diperoleh jumlah sampel yg
dikehendaki.
Dalam pengambilan sampel secara sistematis dikenal dua istilah yaitu
interval pengambilan sampel (Sampling intervals) yaitu perbandingan
antara populasi dgn sampel yg diinginkan dan proporsi pengambilan sampel
(sampling Fraction/Sampling Ratio) yaitu perbandingan antara ukuran
sampel dengan populasi.
Dari contoh di atas Sampling interval adl 1000 : 100 = 10 dan
sampling ratio adl 100 : 1000 = 01. Contoh tersebut juga dapat disebut
sebagai Systematic Sampling with random start dimana awal penentuan
sampel dilakukan secara acak baru sesudah itu dilakukan langkah-langkah
sistematis sesuai dgn prosedurnya. Cara pengambilan sampel seperti ini
menurut Jack R. Fraenkel dan Norman E Wallen bisa dikategorikan sebagai
random sampling jika daftar populasi disusun secara random dan sampel
diambil dari daftar tersebut
3. Sampel Luas
Sampel luas juga dinamakan sampel kelompok (cluster sample). Prosedur
pemilihan ini menggunakan dasar lokasi geografis. Pada dasarnya,
prosedur pemilihan sampel ini merupakan prosedur pemilihan
kelompok-kelompok secara random dari unit-unit tertentu. Proses
pemilihan sampel dalam sensus perikanan misainya, dapat dilakukan dengan
memilih secara random atas provinsi-provinsi di daerah perikanan yang
berbeda, kabupaten-kabupaten di setiap sampel propinsi,desa-desa dalam
setiap sampel kabupaten, kampong-kampung dalam setiap sampel-sampel
desa, dan seksi-seksi dalam tiap sampel kampong. Akhirnya, semua petani
yang bermukim di seksi-seksi yang terpilih untuk diwawancarai, itulah
contoh dari sampel luas atau sampel kelompok
4. Sampel Bertingkat
Sampel bertingkat disebut juga Multi Step Sampling, adalah
mengumpulkan data tentang besaran sekelompok orang (yang disebut
“masyarakat”) agar meminimalkan dampak terhadap survei tentang grup yang
sedang disurvei dalam hal ini sering tidak perlu dilakukan survei
terhadap seluruh populasi. Sebagai gantinya dapat memilih sampel acak
dari orang-orang dari penduduk dan melakukan survei hanya terhadap
mereka kemudian diambil kesimpulan tentang bagaimana pendapat seluruh
populasi atau merespon berdasarkan tanggapan dari kelompok ini dipilih
secara acak. Ini dilakukan politik pollsters dimana meminta
sekelompok orang menawab daftar pertanyaan dan berdasarkan hasil
tersebut diambil kesimpulan tentang pendapat seluruh populasi secara
keseluruhan dengan orang-orang dan disebutkan angka disclaimers “plus
atau minus 5%.” Sebagai contoh:
Provinsi -> kabupaten -> Kecamatan -> desa -> Lingkungan -> KK.
Cara ini dipergunakan bila:
- Populasinya cukup homogen
- Jumlah populasi sangat besar
- Populasi menempati daerah yang sangat luas
- Biaya penelitian kecil
Keuntungan:
- Biaya transportasi kurang
Kerugian:
- Prosedur estimasi sulit
- Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih
Cermat
5. Sampel Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat
terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Izin Mendirikan Bangunan.
Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum
didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum
selesai, karena belum memenuhi kouta yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5
orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat
menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat
mencari data dari 500 anggota sampel.
Grafik
Grafik adalah visualisasi table. Table yang berupa angka angka dapat disajikan / ditampilkan ke dalam bentuk gambar.
Jenis grafik, ada beberapa macam grafik diantaranya adalah
- Grafik batang (histogram) merupakan dipakai untuk menekankan perbedaan tingkat nilai dan beberapa aspek contohnya grafik Penyesuaian barang. Grafik garis merupakan dipakai untuk menggambarkan perkembangan / perubahan dari waktu ke waktu contohnya grafik kesehatan anak
- Peta dan Denah. Peta adalah penyajian visual tentang suatu wilayah dalam bentuk gambar. Denah adalah penyajian visual suatu tempat / ruangan dalam bentuk gambar.
- Peta dan Denah. Peta adalah penyajian visual tentang suatu wilayah dalam bentuk gambar. Denah adalah penyajian visual suatu tempat / ruangan dalam bentuk gambar.
Grafis dapat di devinisikan sebagai penyajian data berangka, suatu
tabel gambar yang dapat mempunyai nilai informasi yang sangat berfaedah,
namun dari grafik yang menggambarkan intisari informasi sekilas akan
lebih efektif,garafik merupakan keterpaduan yang lebih menarik dari
sejumlah tabulasi data yang tersusun dengan baik, tujuan membuat garafik
adalah untuk memperhatikan perbandingan, informasi kwalitatif dengan
cepat serta sederhana. Ada beberapa macam grafik, dan yang paling umum
di gunakan adalah grafik-grafik garis, batang, lingkaran,atau piring dan
grafik bergambar
1. Grafik Garis
Grafik garis adalah yang paling tepat dari semua jenis grafik,
terutama dalam melukiskan kecendrungan-kecendrungan atau menghubungkan
dua rangkaian kata.sejumlah variasi dan kombinasi dari grafik garis
dapat dilukiskan, termasuk bayangan permukaan grafik dari berbagai
bentuk.
2. Grafik Batang
Grafik batang mungkin yang paling sederhana daripada semua grafik,
grafik batang paling bermanfaat bilamana sejumlah nilai yang akan di
bandingkan relative sedikit, pada lazimnya grafik ini dibuat dengan
menggunakan batang sebagai gambaran kelompok data secara vertical dan
horizontal.tinggi atau panjang batang melukiskan ukuran besarnya
presentase data yang di wakilinya
3. Grafik Lingkaran
Grafik lingkaran atau grafik piring adalah lingkaran sektor-sektor
yang di gunakan untuk menggunakan bagian suatu keseluruhan,sebagai
contoh berikut ini adalah grafik yang memvisualisasikan pecahan dalam
bentuk tengahan, pertigaan dan perempatan..
Ada dua ciri grafik lingkaran yaitu:
- Grafik itu selalu menunjukkkan jumlah atau keseluruhan jumlah
- Bagian-bagiannya atau segmennya di hitung dalam presentase atau bagian-bagian pecahan keseluruhan
4. Grafik Poligon
Titik-titik tengah dari interval persegi panjang yang sesuai
pada histogram yang bergabung melalui garis lurus. Ini
memberi poligon yaitu tokoh dengan berbagai sudut.digunakan ketika dua
atau lebih set data harus digambarkan pada diagram yang sama
seperti angka kematian pada perokok dan non perokok, kelahiran dan
tingkat kematian ,dan lain-lain populasi Salah satu cara
untuk membentuk poligon frekuensi adalah untuk menghubungkan titik
tengah di bagian atas jeruji histogram dengan segmen garis (atau kurva
mulus). Tentu saja titik tengah sendiri dengan mudah
bisa diplot tanpa histogram dan akan bergabung dengan segmen
garis. Kadang-kadang bermanfaat untuk menunjukkan histogram dan
poligon frekuensi bersama. Tidak seperti histogram,
poligon frekuensi dapat di tumpangkan sehingga untuk
membandingkan beberapa distribusi frekuensi.
5. Grafik Ogive
Merupakan grafik garis yang menggambarkanfrekuensi kumulatif, seperti
daftar distribusi frekuensi kumulatif, Grafik Ogive berguna untuk
menentukan jumlah nilai di bawah nilai tertentu
6. Grafik Histogram
Pada bidang statistik, histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang digambarkan dengan grafis batangan sebagai manifestasi data binning.
Tiap tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing
deret kategori yang berdampingan dengan interval yang tidak tumpang
tindih
Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan gramma.
Pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk
memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan
menunjukkan proporsi banyak frekuensi yang terjadi pada tiap
kategori dan merupakan salah satu dari 7 basic tools of quality control yaitu Pareto chart, check sheet, control chart, cause-and-effect diagram, flowchart, dan scatter diagram. Laman lain yang menjelaskan konsep histogram termasuk konstruksi, model diagram dan perubahannya.
Tabel
merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori tertentu sehingga memudahkan pembuatan analisis data
1. Tabel referensi
Tabel referensi adalah berfungsi sebagai gudang keterangan karena
memberikan keterangan-keterangan yang terperinci (umum) dan disusun
khusus untuk kepentingan referensi sehingga disebut juga tabel umum
(general table).
2.Tabel ikhtisar
Tabel ikhtisar disebut juga tabel naskah (text table), umumnya
berbentuk singkat, sederhana dan mudah dimengerti. Tabel ikhtisar
seringkali diperoleh dari tabel referensi atau didasarkan pada tabel
ikhtisar lainnya. Tabel ikhtisar memiliki fungsi untuk memberikan
gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan
hasil penelitian/observasi.
3.Tabel umum
Tabel umum merupakan tabel yang berisi seluruh data / variabel hasil
penelitian. Untuk data kuantitatif berisi data absolut / asli.
4.Tabel distribusi
Tabel distribusi adalah bentuk penataan data yangdibuat oleh pengolah
data berdasarkan hasil-hasil data yang dikumpulkan oleh penelitian
tersebut yang betujuan untuk memperoleh gambaran karakteristik dari data
yang akan diolah.
Pancaran Frekuensi
Di dalam pembentukan pancaran frekuensi, data yang berupa deretan
atau kumpulan bilangan-bilangan itu kita bagi kedalam beberapa golongan,
dan kita menentukan aturan tertentu bilangan mana yang masuk kedalam
setiap golongan.
Ada 2 macam pancaran frekuensi menurut jenis data yang digolongkan didalamnya :
Pancaran Frekuensi Bilangan (numerical frequency distribution)
Pancaran Frekuensi Katagories (categorical Frequency distribution)