Kamis, 02 Oktober 2014

Apa filosofi bangunan kubah ??

Beberapa hari yang lalu ada seorang dosen yang berbagi sedikit pengetahuannya. Dosen itu membagi pengetahuannya tentang makna bangunan berkubah yang sering terdapat di tempat ibadah. Bentuk yang besar dibagian bawah semakin membesar hingga di bagian tengah dan meruncing sampai batas atasnya. Hehe.. ribet banget kata-kata gue.. semoga bisa dimengerti. 
Nah, kata dosen saya bentuk seperti itu dahulu sengaja dibangun untuk menggambarkan situasi, kondisi, dan pengharapan jamaahnya. Bentuk yang besar kemudian meruncing tersebut berarti bahwa jamaah yang begitu banyaknya, yang sengaja datang, untuk memanjatkan doa-doanya. Menyatukan semua doa-doa mereka untuk diserahkan dan ditujukan kepada tuhan mereka yang maha esa. Dengan bersatunya doa-doa mereka, besar harapan bahwa persaudaraan akan semakin erat dan pengharapan mereka akan dikabulkan.

Thank you 

Rabu, 01 Oktober 2014

Dormitory Training School Tahun 2014

Menengok kepada firman Allah swt dalam Al Qur'an surah Al baqarah : 30 ; Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?". Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Ayat ini menjelaskan banyak makna, salah satunya mengenai keputusan Allah swt menjadikan manusia sebagai khalifah (pemimpin) di bumi ini. Tapi apakah manusia langsung memiliki kemampuan untuk menjadi seorang khalifah ketika dilahirkan ? Apakah manusia langsung menjadi khalifah yang adil ? yang baik ? yang bertaqwa ?
Tentu saja manusia dari lahir di anugerahkan akal dan pikiran yang bisa menjadikannya sebagai khalifah yang adil, baik, dan bertaqwa.. tapi ingat sebuah mangkok tidak akan berarti tanpa adanya racikan sayur didalamnya. Singkat kata, diperlukan pengalaman untuk mewujudkan potensi kepemimpinan dalam diri kita. \

Untuk itulah, penulis ingin membagi beberapa pengalaman seminar kepemimpinan yang penulis peroleh. Hari itu tanggal 28 September 2014, penulis mengikuti seminar kepelatihan di IPB.. Seminarnya tentang kepemimpinan, disana dibahas tuntas mengenai bagaimana cara menanamkan mindset kepemimpinan yang sebenarnya.. penulis mengutip beberapa kata-kata dari penyaji, antaranya,"Menjadi pemimpin itu adalah tanggung jawab bukan keistimewaan". Yap benar banget bahwa kepemimpinan itu adalah amanah bukanlah keistimewaan sehingga kita bisa sombong dengannya, bangga, angkuh dan lainnya.. Menjadi seorang pemimpin haruslah berjiwa pendidik, berjiwa pengajar, berjiwa organisator, berjiwa ayah-bunda, dan berjiwa panglima. Pendidik agar mudah dalam menyalurkan pengetahuannya kepada yang dipimpinnya, Pengajar agar mudah membagi ilmu yang dimiliki, organisator agar bisa dengan baik mengatur waktu dalam kehidupannya, ayah-bunda agar mampu mengayomi sesama, dan Panglima agar berani dalam memutuskan perkara dalam keadaan seperti apapun. Hmm... penulis jadi teringat dengan beberapa kata-kata yang penulis dapatkan saat seminar tersebut,

Ketika orang lain tertidur, engkau terbangun. Itulah susahnya....
Ketika orang lain merampas, engkau berbagi. Itulah peliknya....
Ketika orang lain menikmati, engkau menciptakan. Itulah rumitnya...          
Ketika orang lain mengadu, engkau bertanggung jawab.

Pemimpin itu pengorbanan, bukan fasilitas...
Pemimpin itu kerja keras, bukan santai...
Pemimpin itu kewenangan melayani, bukan sewenang-wenang...
Pemimpin itu keteladanan dan kepeloporan !

Subhanallah ! Allahu akbar !
mungkin ini sebagian kecil yang penulis ceritakan, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Ingat menjadi pemimpin adalah kodrat manusia, jadi berjanjilah kepada diri sendiri untuk menjadi pemimpin yang baik, pemimpin dirimu sendiri !
Terima kasih